Selasa, 08 Maret 2022

Prestasiku

Pengalaman mengikuti Porseni Gema Kalteng Gebyar Muharram di masa pandemi

Kisah Abu Dujanah dan Sebatang Pohon Kurma

Niat semata-mata karena fastabikul khoirot dan ingin mengisi kekosongan perwakilan Kabupaten Murung Raya yang mana merupakan panggilan jiwa sebagai salah satu anggota yang hatinya telah terpatri pada upaya pemberantasan buta aksara Al-Qur'an. Percayalah Allah itu Maha Baik. Dari segala Rahmat-Nya yang ada di muka bumi ini manusia wajib bersikap optimis. Tawadu' itu perlu, hal itu akan membuat Allah menggolongkan kita sebagai hamba yang dicintai-Nya.

kilas info pengalaman ini terdapat pada situs berikut ini

https://gemakalteng.co.id/bkprmi-sukses-gelar-porseni-santri/

Rabu, 06 Mei 2020

Cerpenku

PUISI UNTUK MAMA
(Oleh Siti Norpi’ah)
Fajar anak sulung dari 2 bersaudara, Musa saudara mudanya berusia 5 tahun. Fajar adalah siswa di sebuah Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Fajar bukanlah anak yang cerdas di sekolahnya, bukan juga dari golongan orang kaya. Ayahnya hanya seorang karyawan di sebuah Perusahaan Swasta, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Namun Fajar seorang anak yang mandiri dan penurut.
Setiap pukul 04.30 pagi Fajar selalu bangun, sholat subuh, mengaji kemudian mandi. Ia selalu melakukan kegiatannya sendiri. Tak lupa Ia membangunkan adiknya Musa.
“Bantu menyiapkan untuk sarapan ya... Jar,“ kata Mama.
“Ok, Ma...” kataku sambil tersenyum.
Sebelum berangkat sekolah, Aku dan Musa menunggu di teras rumah. Seperti biasa Aku selalu bercengkrama dengan adikku yang masih duduk di Taman Kanak-kanak itu menunggu Ayah yang akan berangkat kerja dan juga mengantar kami ke sekolah. Kamipun berangkat, Mama melepas kepergian kami dengan harapan kami pulang membawa ilmu. Lambaian tangan Mama masih kulihat hingga kami menghilang di perempatan jalan.
Tiba di sekolah, teman-teman menyambut kedatanganku. Tak lama bel berbunyi, kamipun masuk kelas dan Bu Aisyah guru kelas kami memberikan pelajaran. Sebelum pulang Bu Aisyah menyampaikan bahwa untuk minggu depan diadakan lomba baca puisi di sekolah, yang setiap kelas diwakili oleh satu siswa. Entah kenapa kali ini Bu Aisyah memilih aku sebagai wakil kelas kami. Yah, akupun tak bisa menolak.
Bel pulang berbunyi, kami berdo’a. Satu persatu kami bersalaman kepada Bu Aisyah. Aku melangkah menuju halte, menunggu Ayah datang menjemputku. Aku mulai berpikir puisi apa yang harus kutampilkan. Sampai-sampai aku tidak menyadari kehadiran Ayah.
“Ayo Jar,” kata Ayah. Lamunanku buyar.
“Musa mana Yah,” tanyaku.
“Di rumah,” kata Ayah.
“Mengapa tak ikut menjemputku?” tanyaku lagi
“Dia sedang main bersama Dhika,“ jawab Ayah. Dhika tetangga kami kataku dalam hati. Akupun diam
Sepanjang jalan aku masih terus memikirkan tentang puisi. Tak terasa Aku dan Ayah sampai di rumah. Kuketuk pintu, kuucap salam. Suara khas kudengar dari dalam menjawab salamku. Pintu terbuka, hal pertama yang kulihat, senyum Ibuku. Sejuk hatiku kala kulihat senyum itu setiap kali aku pulang sekolah.
“Ganti baju Nak, kita akan makan.” Kata Mama
“Iya Ma,” jawabku
Kuganti bajuku dan langsung melangkah ke dapur. Semua sudah siap untuk menyantap hidangan. Masakan ibuku memang luar biasa. Itu alasan ayah selalu pulang di jam istirahat kantor. Di sela waktu makan kutemukan inspirasi untuk puisiku. Malam hari, aku mulai membuat puisi.
Keesokan harinya kusampaikan pada Ayah dan Ibu, aku terpilih mewakili kelasku untuk lomba baca puisi di sekolah. Ibu senang mendengarnya. Dan berjanji akan hadir melihat penampilanku pada Lomba nanti. Yes, aku semangat.
Hari ini, Lomba baca puisi dilaksanakan. Ibuku duduk tepat di depan panggung. Saat namaku dipanggil, akupun maju, agak gugup tapi kulihat senyum ibuku rasa gugup itu hilang. Kubaca dengan lantang bait demi bait puisiku yang kuberi judul Bunda Sayang. Sampai pada bait terakhir...
Bunda...
Aku slalu menyayangimu
Jasamu takkan pernah bisa terbalas olehku
Namun, aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmu.
Kulihat mata ibuku basah, aku turun dari panggung menghampiri ibuku.
“Mama bangga,” kata Mama sembari memelukku.
Kumantapkan dalam hatiku, sama seperti puisi yang kubaca. aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmu hingga kelak aku dewasa.

Puisiku

Oleh: Siti Noorpiah
Waktuku


Meniti hari... bersama waktu
Menjalani semua... bersama waktu
Sibuk... bersama waktu
Luangpun bersama waktu
Ada apa dengan waktu?

Bekerja... bersama waktu
Tidur... bersama waktu
Tertawa... bersama waktu
Menangispun bersama waktu
Ada apa dengan waktu?

Waktu...
Lupakah aku akan Robbku?
Cukupkah sudah amal ibadahku?
Luaskah sudah kebaikanku?

Waktu...
Dapatkah kau berulang?
Aku yang selalu sibuk bersamamu
Namun lupa akan akhiratku

Oh waktu...
Semoga lelah ini
Penuh dengan berkah

Karya Ilmiah


SAINTIFIK DI KELOMPOK B

Siti Noorpiah
NIM. 822492214

ABSTRAK

Anak usia dini sangat senang dengan pembelajaran menggambar. Namun untuk membuat hasil karya yang bagus dan kreatif perlu adanya stimulasi dan proses pengembangan yang dapat menarik minat anak. Di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu, anak masih dirasakan kurang kreatif dalam menggambar. Anak hanya menggambar mengikuti gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas menggambar anak melalui pendekatan pembelajaran saintifik. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, yang menjadi subjek dalam penelitian adalah 15 anak di Kelompok B TK ABA -2 Puruk Cahu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan terhadap perkembangan anak menggunakan penilaian checklist dan portofolio. Hasil yang diperoleh adalah pada Prasiklus pencapaian perkembangan anak yang berkembang sesuai harapan hanya 30%, pada Siklus 1 meningkat menjadi 50% dan pada Siklus 2 meningkat menjadi 90%. Kesimpulan yang didapat adalah melalui pendekatan pembelajaran saintifik, selain kreativitas menggambar dapat ditingkatkan, kemampuan berfikir dan berimajinasi anakpun dapat dikembangkan.


Kata Kunci: Gambar Kreatif, Pendekatan Saintifik, TK ABA -2

PENDAHULUAN

Di zaman sekarang kesadaran para orang tua untuk mengenalkan pendidikan prasekolah kepada anak-anak mereka yang tergolong anak usia dini sangat meningkat sekali. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peserta didik setiap tahunnya pada lembaga PAUD khususnya di TK ABA -2 Puruk Cahu. TK ABA -2 Puruk Cahu adalah salah satu lembaga PAUD yang terletak di Kota Puruk Cahu Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Lembaga ini didirikan pada tahun 2001 dengan kepala sekolah bernama Ibu Siti Wahdaniah, S.Pd.
Selain menanamkan karakter pada diri anak, di TK ABA -2 Puruk Cahu banyak disajikan kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia dini. Salah satunya adalah pembelajaran menggambar. Anak usia dini sangat senang dengan pembelajaran menggambar. Setiap coretan yang ditorehkan pada lembar kertas merupakan suatu karya yang mengandung makna. Namun, kebanyakan guru kurang memperhatikan hasil belajar anak terhadap pembelajaran yang satu ini sehingga hasil karya anak dalam pembelajaran menggambar terkesan kurang mengembangkan imajinasi karena kurang mendapat stimulus dari guru.
Khusus dalam pembelajaran menggambar di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan masih kurang kreatif dalam menggambar. Hal ini sangat terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar mengikuti gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya.
Melihat kondisi yang seperti ini penulis berupaya meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar melalui pendekatan pembelajaran saintifik. Kepada anak akan diperkenalkan berbagai cara dan metode agar pembelajaran menggambar ini dapat menghasilkan gambar yang kreatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berimajinasi pada anak di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu. Pendekatan ini dirasa perlu diterapkan karena melalui pembelajaran saintifik anak memperoleh pengalaman langsung dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan sehingga anak betul-betul memperoleh pengalaman sebelum menuangkan imajinasinya ke dalam karya gambar.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Kreativitas Menggambar Melalui Pendekatan Pembelajaran Saintifik Di Kelompok B TK ABA -2 Puruk Cahu.
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ”Apakah pendekatan pembelajaran saintifik dapat meningkatkan kreativitas menggambar di kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu?”.
Tujuan perbaikandalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas menggambar anak melalui pendekatan pembelajaran saintifik pada kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu.
Adapun manfaat yang dihasilkan dari perbaikan ini adalah
1.         Meningkatkan kreativitas menggambar anak yang didapat dari pengamatan langsung.
2.         Meningkatkan kemampuan berfikir anak untuk berimajinasi
3.       Anak mampu menuangkan ide dan gagasan pada kertas gambar dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
4.       Meningkatkan kreativitas guru dengan meninggalkan metode yang dianggap monoton.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut artikel bersumber dari Wikipedia Indonesia (2009) menyatakan bahwa kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Ditambahkan pula oleh Tanadi Santoso (2009) bahwa kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia.
Kreativitas dan inovasi sangat berkaitan erat dengan kegiatan menggambar. Menggambar itu sendiri menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S (2008) adalah suatu kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar. Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Kegiatan menggambar dilakukan untuk mengembangkan imajinasi dan menggerakkan motorik halus anak sehingga setiap pembelajaran menggambar dapat meningkatkan kemampuan dasar anak usia dini di lembaga PAUD.
Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam kurikulum 2013 konsep terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari dengan utuh dan realitis.
Pendekatan saintifik/ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya (Materi Diklat Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 2, diunduh dari www.puskurbuk.net). Sedangkan menurut M. Lazim (2013: 1), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ilmiah adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu membangun pengetahuan baru atau memadukan dengan pengetahuan sebelumnya (diunduh dari http://metodepembelajaran10.blogspot.com).
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan anak untuk mendapat pengalaman belajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikannya (Permendikbud No. 81A Tahun 2013).
1.      Mengamati adalah kegiatan yang mendorong anak untuk menunjukkan keingintahuan terhadap objek yang diamati.
2.      Menanya adalah kegiatan yang mendorong anak untuk bertanya tentang objek yang diamatinya maupun hal-hal lain yang ingin diketahuinya.
3.      Mengumpulkan informasi adalah kegiatan yang mendorong anak untuk aktif bereksplorasi mencari tahu dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang objek yang diamati.
4.      Menalar merupakan proses dimana anak mulai menggabungkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru didapatnya.
5.      Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk misalnya bentuk gambar.

RENCANA PERBAIKAN

1.      Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA -2 yang beralamat di Jalan Bondang 3 RT 03 RW 02 Puruk Cahu Kelurahan Beriwit Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah.
Penelitian dilaksanakan bersama dengan hari sekolah sebagai pendidik di TK ABA -2 Puruk Cahu. Pada hari Senin – Kamis jam pelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.45 WIB dan pada hari Jum’at dan Sabtu jam pelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.
a.       Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin – Selasa tanggal 1 – 2 April 2019 dan hari Kamis – Sabtu tanggal 4 – 6 April 2019.
b.      Siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin – Jum’at tanggal 8 – 12 April 2019.
Tabel 1. Tema Siklus 1
RPPH ke
Hari/tanggal
Tema
Subtema
1
Senin, 01 April 2019
Udara
Roda Sepeda
2
Selasa, 02 April 2019
Udara
Kipas Angin
3
Kamis, 04 April 2019
Udara
Balon Udara
4
Jum’at, 05 April 2019
Udara
Pohon Tertiup Angin
5
Sabtu, 06 April 2019
Udara
Balon

Tabel 2. Tema Siklus 2
RPPH ke
Hari/tanggal
Tema
Subtema
1
Senin, 08 April 2019
Api
Guna Api
2
Selasa, 09 April 2019
Api
Koki
3
Rabu, 10 April 2019
Api
Lilin
4
Kamis, 11 April 2019
Api
Api Unggun
5
Jum’at, 12 April 2019
Api
Kebakaran



Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Anak didik Kelompok B di kelas yang dilakukan penelitian terdiri dari 15 anak yang terbagi menjadi 9 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
Pada usia 5 6 tahun anak mulai dapat memahami dan menuangkan simbol-simbol. Usia anak-anak memang paling senang menggambar. Mereka bisa membuat apa saja yang ingin mereka buat. Beberapa anak mulai menggambar secara natural dan beberapa lainnya masih mengalami kesulitan (edukasi.kompas.com).
Khusus dalam pembelajaran menggambar di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan masih mengalami kesulitan dan kurang kreatif dalam menggambar. Hal ini sangat terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar mengikuti gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya. Kegiatan menggambar dilakukan untuk mengembangkan imajinasi dan menggerakkan motorik halus anak sehingga setiap pembelajaran menggambar dapat meningkatkan kemampuan dasar anak usia dini di lembaga PAUD.
B.     Deskripsi rencana tiap siklus
Untuk   melaksanakan  penelitian  ini,  peneliti  terlebih  dahulu melaksanakan pembelajaran prasiklus. Hal ini dimaksudkan sebagai pijakan  awal untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang akan diperbaiki pada siklus 1.
Khususnya dalam kegiatan menggambar kreatif anak di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu dirasakan hasilnya  belum sesuai dengan harapan. Untuk meningkatkan kreativitas menggambar tersebut, peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1.

Tabel 3. Rencana Kegiatan Siklus 1
RPPH Ke
Pembukaan
Inti
Penutup
1
Menonton video “Anak Naik Sepeda”
Menggambar “Roda Sepeda”
Menyanyi “Kring-Kring Ada Sepeda”
2
Bercerita bentuk kipas angin yang ada di rumah
Menggambar “Kipas Angin”
Membedakan kekuatan angin dari kipas angin
3
Mengamati gambar balon udara
Menggambar “Balon Udara”
Mengucapkan syair “Balon Udara”
4
Mengamati pohon di sekitar sekolah
Menggambar “Pohon Tertiup Angin”
Memperagakan gerak pohon tertiup angin
5
Meniup balon
Menggambar “Seikat Balon”
Menyanyi “Balonku”

Tabel 4. Rencana Kegiatan Siklus 2
RPPH Ke
Pembukaan
Inti
Penutup
1
Bercerita “Ani Belajar Memasak”
Menggambar “Alat dan Bahan Memasak”
Menggoreng “Sosis”
2
Menonton video “Demo Masak”
Menggambar “Koki”
Lagu “Tebak Profesi”
3
Mengamati lilin (bentuk, ukuran, dinyalakan)
Menggambar “Lilin”
Menyalakan lilin
4
Membuat api unggun di halaman
Menggambar “Api Unggun”
Menirukan gerak “Api”
5
Menonton video “Kebakaran”
Menggambar “Kebakaran”
Simulasi saat kebakaran
Langkah-langkah perbaikan:
-          Mendiskusikan permasalahan kepada kepala sekolah
-          Meminta kepala sekolah sebagai supervisor 2
-          Membuat rancangan pembelajaran siklus 1
-          Menentukan tujuan pembelajaran dalam proses perbaikan
-          Menyusun RPPH untuk 5 hari
-          Konsultasi RPPH yang sudah dibuat bersama supervisor 2
-          Menyiapkan media yang diperlukan (gambar, laptop, kipas angin, balon, kertas, crayon/pensil warna) untuk proses perbaikan  pembelajaran siklus 1
-          Menyiapkan media yang diperlukan (gambar, buku cerita, laptop, alat masak, sosis, kertas, crayon/pensil warna, lilin, korek api) untuk proses perbaikan  pembelajaran siklus 2
-          Menyiapkan kursi, meja dan area kosong untuk pengelolaan kelas
-          Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai RPPH selama 5 hari
-          Menyepakati aturan bersama anak selama proses pembelajaran
-          Melakukan Melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan
-          Memberi stimulasi untuk berimajinasi
-          Melakukan penilaian checklist dan portofolio
Peneliti adalah saya sendiri selaku guru Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu. Sebagai supervisor 2 sekaligus Kepala Sekolah TK ABA -2 Puruk Cahu adalah Ibu Siti Wahdaniah, S.Pd. Sebagai penilai adalah teman sejawat yaitu Ibu Normiati, S.Pd yang juga guru di kelompok B.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus 1 dimulai pada hari Senin Selasa tanggal 1 2 April 2019, dikarenakan pada hari Rabu tanggal 3 April 2019 adalah hari libur, maka pelaksanaan perbaikan dilanjutkan pada hari Kamis Sabtu tanggal 4 6 April 2019. Adapun penilaian pada siklus 1 dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 tertanggal 6 April 2019.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dimulai pada hari Senin Jum’at tanggal 8 12 April 2019. Adapun penilaian pada siklus 2 dilakukan oleh supervisor 2 sebagai penilai 1 dan teman sejawat sebagai penilai 2 dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 tertanggal 12 April 2019.
Prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan di antaranya:
a.       Menentukan tujuan dalam perbaikan pembelajaran
b.      Menyiapkan alat dan bahan
c.       Merancang pengelolaan kelas
d.      Menata ruang dan sumber belajar
e.       Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran mulai dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup
f.       Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan pembelajaran
g.      Melakukan pengamatan
h.      Melakukan refleksi
i.        Penilai melakukan penilaian terhadap guru saat proses perbaikan berlangsung.
Peneliti melakukan penilaian terhadap anak selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Peneliti mencatat perkembangan anak dengan menggunakan format penilaian checklist pada pelaksanaan RPPH selama 5 hari dan mengambil foto hasil karya anak pada pelaksanaan RPPH ke 4 dan 5 yang hasilnya akan dideskripsikan untuk pengisian format penilaian portofolio.
a.       Kapan refleksi dilakukan ?
Refleksi dilakukan setelah melaksanakan RPPH di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu.
Refleksi 1 dilakukan setelah melaksanakan RPPH prasiklus.
Refleksi 2 dilakukan setelah melaksanakan RPPH perbaikan siklus 1 selama 5 hari.
Refleksi 3 dilakukan setelah melaksanakan RPPH perbaikan siklus 2 selama 5 hari.
b.      Bagaimana cara melakukan refleksi?
Refleksi dilakukan dengan cara mengisi blangko refleksi yang kemudian guru meminta bimbingan kepada supervisor 2.
c.       Untuk apa refleksi dilakukan?
Refleksi dilakukan sebagai acuan untuk pembuatan rancangan satu siklus, untuk menyusun RPPH perbaikan, dan untuk membuat skenario perbaikan yang gunanya untuk merencanakan dengan sistematis dan jelas langkah-langkah perbaikan kegiatan pengembangan yang akan dilaksanakan pada tiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil refleksi, identifikasi, dan analisis dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggambar di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan masih kurang kreatif. Hal ini sangat terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar mengikuti gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya.
Dari masalah di atas, peneliti merencanakan melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus 1 karena dari hasil karya menggambar pada prasiklus pencapaian perkembangan anak belum sesuai dengan harapan. Peneliti mengharapkan ada peningkatan kreativitas menggambar anak dari hasil perbaikan pembelajaran di siklus 1.
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran berlangsung sesuai perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Dari perbaikan siklus 1 ini,  hanya beberapa anak mampu membuat gambar yang bagus, variatif, dan kreatif.
Perencanaan proses pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus disusun secara urut mulai dari RPPH ke 5, refleksi hingga penilaian checklist pencapaian perkembangan anak. Selanjutnya disusun perencanaan pembelajaran perbaikan untuk siklus 1 terdiri dari rancangan satu siklus, RPPH, skenario perbaikan, refleksi, penilaian checklist pencapaian perkembangan anak dan penilaian portofolio.
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran pada siklus 1, berdasarkan BAB III.B. pada halaman 8 – 16, maka diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil 7 anak berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang, dan 3 anak belum berkembang. Hasil pencapaian perkembangan anak pada siklus 1 hanya meningkat menjadi 50% dari hasil pembelajaran pada prasiklus yang hanya 30%. Ada 8 anak yang masih kesulitan mengembangkan imajinasi dalam kegiatan menggambar.
Tabel 8. Pencapaian Perkembangan Anak Pada Siklus 1
No
Nama
Pertemuan
1
2
3
4
5
1
Alghy
MB
MB
MB
MB
MB
2
Habibi
BB
BB
BB
BB
BB
3
Andi
MB
MB
MB
MB
MB
4
Raffa
MB
MB
BSH
BSH
BSH
5
Gari
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
6
Danis
MB
MB
BSH
BSH
BSH
7
Adhika
MB
MB
MB
MB
MB
8
Azzam
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
9
Azi
BB
BB
MB
MB
MB
10
Firdha
BB
BB
BB
BB
BB
11
Alya
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
12
Atiqah
MB
MB
MB
MB
MB
13
Bulqis
BB
BB
BB
BB
BB
14
Aulia
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
15
April
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
Ket :   *BB (Belum Berkembang)    
           *MB (Mulai Berkembang)     
           *BSH (Berkembang Sesui Harapan)  
           *BSB (Berkembang Sangat Baik)

Dari hasil tabel di atas, peneliti melakukan refleksi “mengapa masih banyak anak yang kesulitan mengembangkan imajinasi untuk menggambar kreatif”?
Jawab: hal itu disebabkan oleh kurangnya stimulasi yang diberikan kepada anak, kurangnya media pendukung untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak, pengamatan yang dilakukan dirasakan kurang maksimal, dan proses perbaikan yang dilakukan belum disajikan secara nyata.
Dan hasil refleksi dan analisis di atas peneliti memutuskan melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dengan menciptakan proses pengembangan yang beragam dengan memperbanyak media pendukung yang mudah dimainkan anak, melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan maksimal agar pengalaman anak bertambah dan dari pengalaman tersebut anak dengan mudah menuangkan dalam bentuk gambar kreatif. Maka dari itu, peneliti menindaklanjuti hal ini dengan melanjutkan perbaikan pada siklus 2.
Pada proses perbaikan pembelajaran di siklus 1, diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil 7 anak berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang, dan 3 anak belum berkembang dengan persentase pencapaian 50%. Sedangkan persentase pencapaian yang diharapkan oleh peneliti adalah 80%. Peneliti menindaklanjuti hal ini dengan melanjutkan perbaikan pada siklus 2.
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran berlangsung sesuai perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Dari perbaikan siklus 2 ini 13 dari 15 anak mampu membuat gambar yang bagus, variatif, dan kreatif.
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran pada siklus 2, berdasarkan BAB III.B. pada halaman 8 – 16, maka diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil 5 anak berkembang sangat baik, 8 anak berkembang sesuai harapan, dan 2 anak mulai berkembang. Dari hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2, maka diperoleh hasil yang sangat signifikan yaitu meningkat menjadi 90%.

Tabel 9. Pencapaian Perkembangan Anak Pada Siklus 2
No
Nama
Pertemuan
1
2
3
4
5
1
Alghy
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
2
Habibi
MB
MB
MB
MB
MB
3
Andi
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
4
Raffa
BSH
BSH
BSB
BSB
BSB
5
Gari
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
6
Danis
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
7
Adhika
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
8
Azzam
BSH
BSH
BSB
BSB
BSB
9
Azi
MB
MB
BSH
BSH
BSH
10
Firdha
MB
MB
MB
MB
MB
11
Alya
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
12
Atiqah
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
13
Bulqis
MB
MB
BSH
BSH
BSH
14
Aulia
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
15
April
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
Ket :   *BB (Belum Berkembang)    
           *MB (Mulai Berkembang)     
           *BSH (Berkembang Sesui Harapan)  
           *BSB (Berkembang Sangat Baik)

Pada tabel di atas, ada 2 anak yang memperoleh pencapaian mulai berkembang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, peneliti mencoba untuk merefleksi kembali “apa penyebab terjadinya hal tersebut”?
Jawab: dikarenakan kurang menyukai kegiatan menggambar dan perilaku hiperaktif yang ditunjukkan oleh Habibi membuat dia kurang fokus dalam melakukan pengamatan. Sedangkan Firdha mengalami masalah pada penglihatan walaupun dalam skala kecil.
Dari proses perbaikan pembelajaran pada siklus 2 ini, hasil pencapaian perkembangan anak sudah sesuai dengan harapan. Persentase pencapaian anak meningkat menjadi 90%. Hal ini membuktikan dengan dilakukan perbaikan, kemampuan menggambar kreatif anak dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik.
Pada proses perbaikan pembelajaran pada siklus 1, diperoleh hasil pencapaian anak dalam kegiatan menggambar kreatif dengan hasil 7 anak berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang, dan 3 anak belum berkembang dengan pencapaian meningkat dari 30% pada prasiklus menjadi 50% pada siklus 1. Hasil pencapaian perkembangan anak pada prasiklus dari 15 anak hanya 5 anak yang berkembang sesuai harapan, 6 anak mulai berkembang, dan 4 anak belum berkembang.
Gambar 1. Grafik Prasiklus

Dari hasil pencapaian perkembangan anak pada prasiklus dari 15 anak hanya 5 anak yang berkembang sesuai harapan, 6 anak mulai berkembang, dan 4 anak belum berkembang. Hal ini membuat guru memutuskan untuk melakukan penelitian dengan memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas menggambar anak dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik.
Gambar 2. Grafik Siklus 1
Pada proses perbaikan pembelajaran di siklus 2, diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil 5 anak berkembang sangat baik, 8 anak berkembang sesuai harapan, dan 2 anak mulai berkembang dengan persentase pencapaian meningkat dari 50% pada siklus 1menjadi 90% pada siklus 2 yang mana hal tersebut melebihi daripada target peneliti yang menargetkan peningkatan pencapaian hanya 80%.
Gambar 3. Grafik Siklus 2




Tabel 10. Hasil Pencapaian Perkembangan Anak Tiap Siklus
No
Nama
Siklus 1
Siklus 2
1
Alghy
MB
BSH
2
Habibi
BB
MB
3
Andi
MB
BSH
4
Raffa
BSH
BSB
5
Gari
BSH
BSB
6
Danis
BSH
BSH
7
Adhika
MB
BSH
8
Azzam
BSH
BSB
9
Azi
MB
BSH
10
Firdha
BB
MB
11
Alya
BSH
BSB
12
Atiqah
MB
BSH
13
Bulqis
BB
BSH
14
Aulia
BSH
BSH
15
April
BSH
BSB

Dari tabel di atas pada proses perbaikan di siklus 1, dari 15 anak hanya 7 anak yang berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang dan 3 anak belum berkembang. Namun, pada proses perbaikan pembelajaran di siklus 2 pencapaian perkembangan anak mengalami peningkatan. Dari 15 anak, 5 anak berkembang sangat baik, 8 anak berkembang sesuai harapan, dan 2 anak mulai berkembang. Adapun pencapaian perkembangan 2 anak yang mulai berkembang disebabkan ada faktor yang mempengaruhi seperti dijelaskan di BAB IV pada halaman 44. Peningkatan pencapaian anak tiap siklus dapat dilihat dari grafik di bawah ini.




Gambar 4. Grafik Pencapaian Perkembangan Anak

KESIMPULAN DAN SARAN

Pendekatan pembelajaran saintifik dapat meningkatkan kreativitas menggambar di Kelompok BTK ABA -2 Puruk Cahu. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 berjalan dengan baik, namun pencapaian perkembangan anak hanya meningkat menjadi 50% dari 30% pada pembelajaran prasiklus. Peningkatan yang signifikan dapat dilihat dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus 2 melalui aktivitas menggambar ”Alat dan Bahan Memasak, Koki, Lilin, Api Unggun, dan Kebakaran”.
Sebelum masuk pada kegiatan menggambar, anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasi dan mendapat pengalaman melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikanapa yang diamatinya. Berdasarkan grafik hasil pencapaian perkembangan pada siklus 2, kreativitas menggambar anak meningkat menjadi 90%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran saintifik berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dapat meningkatkan kreativitas menggambar pada anak.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti menyampaikan saran kepada para pendidik di lembaga PAUD dalam pembelajaran menggambar agar kreativitas anak dapat ditingkatkan, para pendidik di lembaga PAUD sebaiknya:
2.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun pengalaman melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan hal yang diamati.

 














DAFTAR PUSTAKA

Tim FKIP. (1997). Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim PKP PGPAUD. (2014). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional (PAUD4105). Jakarta: Universitas Terbuka.

Whardani, IGAK. & Wihardit, K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas (PDGK4500). Jakarta: Universitas Terbuka.

Websites:
http://www.wikipidia.indonesia/kreativitas.shtml, Pengertian Kreativitas.