Di zaman
sekarang kesadaran para orang tua untuk mengenalkan pendidikan prasekolah
kepada anak-anak mereka yang tergolong anak usia dini sangat meningkat sekali.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peserta didik setiap tahunnya
pada lembaga PAUD khususnya di TK ABA -2 Puruk Cahu. TK ABA -2 Puruk Cahu
adalah salah satu lembaga PAUD yang terletak di Kota Puruk Cahu Kecamatan
Murung Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Lembaga ini didirikan
pada tahun 2001 dengan kepala sekolah bernama Ibu Siti Wahdaniah, S.Pd.
Selain
menanamkan karakter pada diri anak, di TK ABA -2 Puruk Cahu banyak disajikan
kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia dini. Salah satunya adalah
pembelajaran menggambar. Anak usia dini sangat senang dengan pembelajaran
menggambar. Setiap coretan yang ditorehkan pada lembar kertas merupakan suatu
karya yang mengandung makna. Namun, kebanyakan guru kurang memperhatikan hasil
belajar anak terhadap pembelajaran yang satu ini sehingga hasil karya anak
dalam pembelajaran menggambar terkesan kurang mengembangkan imajinasi karena
kurang mendapat stimulus dari guru.
Khusus dalam pembelajaran menggambar di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan masih kurang kreatif dalam menggambar.
Hal ini sangat terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar
mengikuti gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa
yang pernah dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya.
Melihat kondisi yang seperti ini penulis berupaya meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar melalui pendekatan pembelajaran saintifik. Kepada anak
akan diperkenalkan berbagai cara dan metode agar pembelajaran menggambar ini
dapat menghasilkan gambar yang kreatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berfikir dan berimajinasi pada anak di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu. Pendekatan ini dirasa perlu diterapkan karena melalui
pembelajaran saintifik anak memperoleh pengalaman langsung dari kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan sehingga
anak betul-betul memperoleh pengalaman sebelum menuangkan imajinasinya ke dalam
karya gambar.
Berdasarkan latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya
Peningkatan Kreativitas Menggambar Melalui Pendekatan Pembelajaran Saintifik Di
Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu”.
Dari latar
belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ”Apakah pendekatan
pembelajaran saintifik dapat meningkatkan kreativitas menggambar di kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu?”.
Tujuan
perbaikandalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas menggambar
anak melalui pendekatan pembelajaran saintifik pada kelompok B₁ TK ABA -2
Puruk Cahu.
Adapun manfaat yang dihasilkan dari
perbaikan ini adalah
1.
Meningkatkan kreativitas menggambar
anak yang didapat dari pengamatan langsung.
2.
Meningkatkan kemampuan berfikir anak
untuk berimajinasi
3.
Anak mampu menuangkan ide dan
gagasan pada kertas gambar dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Meningkatkan kreativitas guru dengan
meninggalkan metode yang dianggap monoton.
Menurut artikel bersumber dari Wikipedia Indonesia (2009) menyatakan bahwa
kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep
baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Ditambahkan
pula oleh Tanadi Santoso (2009) bahwa kreativitas adalah proses timbulnya ide
baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat
merubah dunia.
Kreativitas dan inovasi sangat berkaitan erat dengan kegiatan menggambar. Menggambar
itu sendiri menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S (2008) adalah suatu
kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores,
menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan
gambar. Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan
menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Kegiatan menggambar dilakukan untuk
mengembangkan imajinasi dan menggerakkan motorik halus anak sehingga setiap
pembelajaran menggambar dapat meningkatkan kemampuan dasar anak usia dini di
lembaga PAUD.
Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat
dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas
kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam kurikulum 2013 konsep
terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari dengan
utuh dan realitis.
Pendekatan saintifik/ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya (Materi Diklat Implementasi Kurikulum 2013,
2013: 2, diunduh dari www.puskurbuk.net). Sedangkan menurut M. Lazim (2013:
1), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dari dua
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ilmiah adalah
suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif melalui
tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu membangun pengetahuan baru atau memadukan
dengan pengetahuan sebelumnya (diunduh dari http://metodepembelajaran10.blogspot.com).
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan anak untuk mendapat pengalaman belajar melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikannya (Permendikbud No. 81A
Tahun 2013).
1. Mengamati adalah kegiatan yang mendorong anak untuk menunjukkan
keingintahuan terhadap objek yang diamati.
2. Menanya adalah kegiatan yang mendorong anak untuk bertanya tentang objek
yang diamatinya maupun hal-hal lain yang ingin diketahuinya.
3. Mengumpulkan informasi adalah kegiatan yang mendorong anak untuk aktif
bereksplorasi mencari tahu dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang objek yang diamati.
4. Menalar merupakan proses dimana anak mulai menggabungkan pengetahuan yang
sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru didapatnya.
5. Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah
dipelajari dalam berbagai bentuk misalnya bentuk gambar.
1.
Lokasi
Penelitian ini
dilaksanakan di TK ABA -2 yang beralamat di Jalan Bondang 3 RT 03 RW 02 Puruk
Cahu Kelurahan Beriwit Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya Provinsi
Kalimantan Tengah.
Penelitian
dilaksanakan bersama dengan hari sekolah sebagai pendidik di TK ABA -2 Puruk
Cahu. Pada hari Senin – Kamis jam pelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB dan
berakhir pada pukul 09.45 WIB dan pada hari Jum’at dan Sabtu jam pelajaran
dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.
a. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin – Selasa
tanggal 1 – 2 April 2019 dan hari Kamis – Sabtu tanggal 4 – 6 April 2019.
b. Siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin – Jum’at
tanggal 8 – 12 April 2019.
RPPH ke
|
Hari/tanggal
|
Tema
|
Subtema
|
1
|
Senin,
01 April 2019
|
Udara
|
Roda Sepeda
|
2
|
Selasa, 02
April 2019
|
Udara
|
Kipas Angin
|
3
|
Kamis, 04 April 2019
|
Udara
|
Balon Udara
|
4
|
Jum’at, 05 April 2019
|
Udara
|
Pohon Tertiup Angin
|
5
|
Sabtu, 06 April 2019
|
Udara
|
Balon
|
RPPH ke
|
Hari/tanggal
|
Tema
|
Subtema
|
1
|
Senin,
08 April 2019
|
Api
|
Guna Api
|
2
|
Selasa, 09
April 2019
|
Api
|
Koki
|
3
|
Rabu, 10 April 2019
|
Api
|
Lilin
|
4
|
Kamis, 11 April 2019
|
Api
|
Api Unggun
|
5
|
Jum’at, 12 April 2019
|
Api
|
Kebakaran
|
Penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Anak didik Kelompok B₁ di kelas yang dilakukan penelitian terdiri dari 15 anak yang terbagi
menjadi 9 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
Pada usia 5 – 6 tahun anak mulai dapat memahami
dan menuangkan simbol-simbol. Usia anak-anak memang paling senang menggambar.
Mereka bisa membuat apa saja yang ingin mereka buat. Beberapa anak mulai
menggambar secara natural dan beberapa lainnya masih mengalami kesulitan
(edukasi.kompas.com).
Khusus dalam pembelajaran menggambar
di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan
masih mengalami kesulitan dan kurang kreatif dalam menggambar. Hal ini sangat
terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar mengikuti
gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah
dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya. Kegiatan menggambar
dilakukan untuk mengembangkan imajinasi dan menggerakkan motorik halus anak
sehingga setiap pembelajaran menggambar dapat meningkatkan kemampuan dasar anak
usia dini di lembaga PAUD.
B.
Deskripsi rencana tiap siklus
Untuk melaksanakan
penelitian ini, peneliti
terlebih dahulu melaksanakan
pembelajaran prasiklus. Hal ini dimaksudkan sebagai pijakan awal untuk mengidentifikasi berbagai masalah
yang akan diperbaiki pada siklus 1.
Khususnya dalam kegiatan
menggambar kreatif anak di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu dirasakan hasilnya
belum sesuai dengan harapan. Untuk meningkatkan kreativitas menggambar
tersebut, peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1.
Tabel 3. Rencana Kegiatan
Siklus 1
RPPH Ke
|
Pembukaan
|
Inti
|
Penutup
|
1
|
Menonton video “Anak Naik
Sepeda”
|
Menggambar “Roda Sepeda”
|
Menyanyi “Kring-Kring Ada
Sepeda”
|
2
|
Bercerita bentuk kipas
angin yang ada di rumah
|
Menggambar “Kipas Angin”
|
Membedakan kekuatan angin
dari kipas angin
|
3
|
Mengamati gambar balon
udara
|
Menggambar “Balon Udara”
|
Mengucapkan syair “Balon
Udara”
|
4
|
Mengamati pohon di sekitar
sekolah
|
Menggambar “Pohon Tertiup
Angin”
|
Memperagakan gerak pohon
tertiup angin
|
5
|
Meniup balon
|
Menggambar “Seikat Balon”
|
Menyanyi “Balonku”
|
Tabel 4. Rencana Kegiatan
Siklus 2
RPPH Ke
|
Pembukaan
|
Inti
|
Penutup
|
1
|
Bercerita “Ani Belajar
Memasak”
|
Menggambar “Alat dan Bahan
Memasak”
|
Menggoreng “Sosis”
|
2
|
Menonton video “Demo
Masak”
|
Menggambar “Koki”
|
Lagu “Tebak Profesi”
|
3
|
Mengamati lilin (bentuk,
ukuran, dinyalakan)
|
Menggambar “Lilin”
|
Menyalakan lilin
|
4
|
Membuat api unggun di
halaman
|
Menggambar “Api Unggun”
|
Menirukan gerak “Api”
|
5
|
Menonton video “Kebakaran”
|
Menggambar “Kebakaran”
|
Simulasi saat kebakaran
|
Langkah-langkah
perbaikan:
-
Mendiskusikan
permasalahan kepada kepala sekolah
-
Meminta
kepala sekolah sebagai supervisor 2
-
Membuat
rancangan pembelajaran siklus 1
-
Menentukan
tujuan pembelajaran dalam proses perbaikan
-
Menyusun
RPPH untuk 5 hari
-
Konsultasi
RPPH yang sudah dibuat bersama supervisor 2
-
Menyiapkan
media yang diperlukan (gambar, laptop, kipas angin, balon, kertas,
crayon/pensil warna) untuk proses perbaikan
pembelajaran siklus 1
-
Menyiapkan
media yang diperlukan (gambar, buku cerita, laptop, alat masak, sosis, kertas,
crayon/pensil warna, lilin, korek api) untuk proses perbaikan pembelajaran siklus 2
-
Menyiapkan
kursi, meja dan area kosong untuk pengelolaan kelas
-
Melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai RPPH selama 5 hari
-
Menyepakati
aturan bersama anak selama proses pembelajaran
-
Melakukan
Melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar dan mengkomunikasikan
-
Memberi
stimulasi untuk berimajinasi
-
Melakukan
penilaian checklist dan portofolio
Peneliti
adalah saya sendiri selaku guru Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu. Sebagai
supervisor 2 sekaligus Kepala Sekolah TK
ABA -2 Puruk Cahu adalah Ibu Siti Wahdaniah, S.Pd.
Sebagai penilai adalah teman sejawat yaitu Ibu Normiati, S.Pd yang juga guru di
kelompok B.
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran Siklus 1
dimulai pada hari Senin – Selasa
tanggal 1 – 2 April 2019,
dikarenakan pada hari Rabu tanggal 3 April 2019 adalah hari libur, maka
pelaksanaan perbaikan dilanjutkan pada hari Kamis – Sabtu tanggal 4 – 6 April 2019. Adapun penilaian pada siklus 1
dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2
tertanggal 6 April 2019.
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 dimulai pada hari Senin – Jum’at tanggal 8 – 12 April 2019. Adapun penilaian pada siklus 2
dilakukan oleh supervisor 2 sebagai penilai 1 dan teman sejawat sebagai penilai
2 dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 tertanggal 12 April 2019.
Prosedur
yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan di antaranya:
a.
Menentukan
tujuan dalam perbaikan pembelajaran
b.
Menyiapkan alat
dan bahan
c.
Merancang
pengelolaan kelas
d.
Menata ruang dan
sumber belajar
e.
Melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran mulai dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup
f.
Melaksanakan
penilaian selama proses perbaikan pembelajaran
g.
Melakukan pengamatan
h.
Melakukan
refleksi
i.
Penilai
melakukan penilaian terhadap guru saat proses perbaikan berlangsung.
Peneliti
melakukan penilaian terhadap anak selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Peneliti mencatat perkembangan anak dengan menggunakan format penilaian
checklist pada pelaksanaan RPPH selama 5 hari dan mengambil foto hasil karya
anak pada pelaksanaan RPPH ke 4 dan 5 yang hasilnya akan dideskripsikan untuk
pengisian format penilaian portofolio.
a.
Kapan refleksi
dilakukan ?
Refleksi dilakukan
setelah melaksanakan RPPH di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu.
Refleksi 1 dilakukan
setelah melaksanakan RPPH prasiklus.
Refleksi 2 dilakukan
setelah melaksanakan RPPH perbaikan siklus 1 selama 5 hari.
Refleksi 3 dilakukan
setelah melaksanakan RPPH perbaikan siklus 2 selama 5 hari.
b.
Bagaimana cara
melakukan refleksi?
Refleksi dilakukan
dengan cara mengisi blangko refleksi yang kemudian guru meminta bimbingan
kepada supervisor 2.
c.
Untuk apa
refleksi dilakukan?
Refleksi dilakukan
sebagai acuan untuk pembuatan rancangan satu siklus, untuk menyusun RPPH
perbaikan, dan untuk membuat skenario perbaikan yang gunanya untuk merencanakan
dengan sistematis dan jelas langkah-langkah perbaikan kegiatan pengembangan yang
akan dilaksanakan pada tiap siklus.
Berdasarkan
hasil refleksi, identifikasi, dan analisis dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran menggambar di Kelompok B₁ TK ABA -2 Puruk Cahu, anak dirasakan masih kurang kreatif. Hal ini sangat
terlihat dari hasil karya menggambar anak. Anak hanya menggambar mengikuti
gambar yang diperlihatkan oleh guru tanpa menggabungkan dengan apa yang pernah
dia lihat dan dia alami dari pengalaman di lingkungannya.
Dari masalah
di atas, peneliti merencanakan melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya
yaitu pada siklus 1 karena dari hasil karya menggambar pada prasiklus
pencapaian perkembangan anak belum sesuai dengan harapan. Peneliti
mengharapkan ada peningkatan kreativitas menggambar anak dari hasil perbaikan
pembelajaran di siklus 1.
Pelaksanaan proses
perbaikan pembelajaran berlangsung sesuai perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Dari perbaikan siklus 1 ini,
hanya beberapa anak mampu membuat gambar yang bagus, variatif, dan
kreatif.
Perencanaan proses
pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus disusun secara urut mulai dari RPPH ke
5, refleksi hingga penilaian checklist pencapaian perkembangan anak.
Selanjutnya disusun perencanaan pembelajaran perbaikan untuk siklus 1 terdiri
dari rancangan satu siklus, RPPH, skenario perbaikan, refleksi, penilaian
checklist pencapaian perkembangan anak dan penilaian portofolio.
Setelah melaksanakan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus 1, berdasarkan BAB III.B. pada
halaman 8 – 16, maka diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil
7 anak berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang, dan 3 anak belum
berkembang. Hasil pencapaian perkembangan anak pada siklus 1 hanya meningkat
menjadi 50% dari hasil pembelajaran pada prasiklus yang hanya 30%. Ada 8 anak
yang masih kesulitan mengembangkan imajinasi dalam kegiatan menggambar.
Tabel 8. Pencapaian
Perkembangan Anak Pada Siklus 1
No
|
Nama
|
Pertemuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Alghy
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
2
|
Habibi
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
3
|
Andi
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
4
|
Raffa
|
MB
|
MB
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
5
|
Gari
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
6
|
Danis
|
MB
|
MB
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
7
|
Adhika
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
8
|
Azzam
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
9
|
Azi
|
BB
|
BB
|
MB
|
MB
|
MB
|
10
|
Firdha
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
11
|
Alya
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
12
|
Atiqah
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
13
|
Bulqis
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
BB
|
14
|
Aulia
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
15
|
April
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
Ket : *BB
(Belum Berkembang)
*MB (Mulai Berkembang)
*BSH (Berkembang Sesui Harapan)
*BSB (Berkembang Sangat Baik)
Dari
hasil tabel di atas, peneliti melakukan refleksi “mengapa masih banyak anak
yang kesulitan mengembangkan imajinasi untuk menggambar kreatif”?
Jawab: hal itu disebabkan oleh kurangnya
stimulasi yang diberikan kepada anak, kurangnya media pendukung untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak, pengamatan yang dilakukan
dirasakan kurang maksimal, dan proses perbaikan yang dilakukan belum disajikan
secara nyata.
Dan
hasil refleksi dan analisis di atas peneliti memutuskan melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2 dengan menciptakan proses pengembangan yang beragam
dengan memperbanyak media pendukung yang mudah dimainkan anak, melakukan proses
perbaikan pembelajaran dengan maksimal agar pengalaman anak bertambah dan dari
pengalaman tersebut anak dengan mudah menuangkan dalam bentuk gambar kreatif.
Maka dari itu, peneliti menindaklanjuti hal ini dengan melanjutkan perbaikan
pada siklus 2.
Pada proses perbaikan
pembelajaran di siklus 1, diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan
hasil 7 anak berkembang sesuai harapan, 5 anak mulai berkembang, dan 3 anak
belum berkembang dengan persentase pencapaian 50%. Sedangkan persentase
pencapaian yang diharapkan oleh peneliti adalah 80%. Peneliti menindaklanjuti
hal ini dengan melanjutkan perbaikan pada siklus 2.
Pelaksanaan proses
perbaikan pembelajaran berlangsung sesuai perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Dari perbaikan siklus 2 ini 13 dari 15 anak mampu membuat gambar
yang bagus, variatif, dan kreatif.
Setelah melaksanakan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus 2, berdasarkan BAB III.B. pada
halaman 8 – 16, maka diperoleh hasil pencapaian perkembangan anak dengan hasil
5 anak berkembang sangat baik, 8 anak berkembang sesuai harapan, dan 2 anak
mulai berkembang. Dari hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh peneliti dengan
melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2, maka diperoleh hasil yang
sangat signifikan yaitu meningkat menjadi 90%.
Tabel 9. Pencapaian
Perkembangan Anak Pada Siklus 2
No
|
Nama
|
Pertemuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Alghy
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
2
|
Habibi
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
3
|
Andi
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
4
|
Raffa
|
BSH
|
BSH
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
5
|
Gari
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
6
|
Danis
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
7
|
Adhika
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
8
|
Azzam
|
BSH
|
BSH
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
9
|
Azi
|
MB
|
MB
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
10
|
Firdha
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
MB
|
11
|
Alya
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
12
|
Atiqah
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
13
|
Bulqis
|
MB
|
MB
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
14
|
Aulia
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
15
|
April
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
Ket : *BB
(Belum Berkembang)
*MB (Mulai Berkembang)
*BSH (Berkembang Sesui Harapan)
*BSB
(Berkembang Sangat Baik)